Kamis, 14 Februari 2013

kamu sesederhana aamiin di akhir alfatihah

tak ada air cukup memenuhi dahaganya, tak pernah ada air cukup menenggelamkannya. (kidung sulaiman 8: 7)
*kamu pasti bingung bagaimana kita sampai bisa saat ini. pertanyaan yang wajar karena saya juga menanyakannya, dan sampai saat ini tidak tahu jawaban pastinya. sama-sama bingung, sama-sama menerka rencana besar bukan?
IMG-20130512-02481
sejauh ini kamu adalah tamparan terkeras yang diberikan Tuhan pada saya, jauh lebih keras dari berjauhan darimu sekarang ini. ya saya tidak bisa lupa betapa marahnya saya pada langit, bersumpah serapah atas rencana yang dieksekusi tanpa pemberitahuan atau proposal apapun itu. seperti ditanggalkan kedua sayap ketika tengah terbang. terhempas. dan terjerat di perdu bugenvil.
kamu diturunkan Tuhan ketika justru saya sudah mulai mengambil kesimpulan bahwa hidup saya hanyalah bagian kecil dari data statistik. justru ketika saya mulai berpikir bahwa Dia sudah mulai memalingkan muka dari anaknya ini. kamu adalah kejutan paling sialan yang diberikanNya sejauh hidup saya. sebagian dari entah berapa milyar tonggak kecil yang menegaskan betapa kerdilnya perasaan kita dapat dipermainkan tanganNya. Di umurku yang ke dua puluh tiga tahun (25 Juli 2013),bahwa  kita hidup paralel berdekatan bermiripan tanpa pernah sekalipun berpapasan sebelumnya.
apa rasanya disayang dan dicintai? saya yakin beratus juta manusia punya kesaksian masing-masing, tapi tidak dengan yang ini, tidak dengan kamu. saya punya banyak sekali kesempatan untuk mundur atau menyerah atau melakukan blunder. terlalu banyak bahkan, tapi saya bukan orang yang mudah membuka hati orang lain, terlebih lagi jika hati itu adalah hati yang terlanjur beku atau sirosis dihantam jejas berulang. terlebih lagi, orang itu, kamu.
meminjam frase chairil “memancar bukan melancar”, ya begitulah semua terjadi. semua yang saya lakukan seperti sudah terprogram, seperti sudah dituntun oleh yang tak kasat mata. seperti memang seharusnya begitu. dari mulai awal pertemuan yang bagiku ajaib, hingga kebersamaan kita . dari kecupku yang jatuh setinggi keningmu kala kita sama-sama berdiri, hingga perasaan tenang seperti di rumah bahkan disaat tidak bersama. seperti ada pesan yang terenkripsi lebih ruwet daripada tulisan dokter  (hehehehe).
saya ingin meralat pernyataan sebelumnya, kamu bukan tamparan terkeras Tuhan. tapi kamu adalah kombo hadouken-kamehameha, diberikan dalam bentuk hook muhammad ali dimasa jayanya. kamu adalah 360 joule unsynchronized jitu yang sanggup membuat rosc pada pasien mati suri. kamu adalah bencana kelaparan yang kita berdua tidak akan sanggup memenuhi dahaga atas satu sama lain, kecuali kita menyerah sepenuhnya ke pelukanNya.
ya, kamu sesederhana aamiin di akhir alfatihah. apalagi yang aku cari? :)