tak ada air cukup memenuhi dahaganya, tak pernah ada air cukup menenggelamkannya. (kidung sulaiman 8: 7)
*kamu pasti bingung bagaimana kita sampai bisa saat ini. pertanyaan
yang wajar karena saya juga menanyakannya, dan sampai saat ini tidak
tahu jawaban pastinya. sama-sama bingung, sama-sama menerka rencana
besar bukan?
sejauh ini kamu adalah tamparan terkeras yang diberikan Tuhan pada
saya, jauh lebih keras dari berjauhan darimu sekarang ini. ya saya tidak
bisa lupa betapa marahnya saya pada langit, bersumpah serapah atas
rencana yang dieksekusi tanpa pemberitahuan atau proposal apapun itu.
seperti ditanggalkan kedua sayap ketika tengah terbang. terhempas. dan
terjerat di perdu bugenvil.
kamu diturunkan Tuhan ketika justru saya sudah mulai mengambil
kesimpulan bahwa hidup saya hanyalah bagian kecil dari data statistik.
justru ketika saya mulai berpikir bahwa Dia sudah mulai memalingkan muka
dari anaknya ini. kamu adalah kejutan paling sialan yang diberikanNya
sejauh hidup saya. sebagian dari entah berapa milyar tonggak kecil yang
menegaskan betapa kerdilnya perasaan kita dapat dipermainkan
tanganNya. Di umurku yang ke dua puluh tiga tahun (25 Juli 2013),bahwa
kita hidup paralel berdekatan bermiripan tanpa pernah sekalipun
berpapasan sebelumnya.
apa rasanya disayang dan dicintai? saya yakin beratus juta manusia
punya kesaksian masing-masing, tapi tidak dengan yang ini, tidak dengan
kamu. saya punya banyak sekali kesempatan untuk mundur atau menyerah
atau melakukan blunder. terlalu banyak bahkan, tapi saya bukan orang
yang mudah membuka hati orang lain, terlebih lagi jika hati itu adalah
hati yang terlanjur beku atau sirosis dihantam jejas berulang. terlebih
lagi, orang itu, kamu.
meminjam frase chairil “memancar bukan melancar”, ya begitulah semua
terjadi. semua yang saya lakukan seperti sudah terprogram, seperti sudah
dituntun oleh yang tak kasat mata. seperti memang seharusnya begitu.
dari mulai awal pertemuan yang bagiku ajaib, hingga kebersamaan kita .
dari kecupku yang jatuh setinggi keningmu kala kita sama-sama berdiri,
hingga perasaan tenang seperti di rumah bahkan disaat tidak bersama.
seperti ada pesan yang terenkripsi lebih ruwet daripada tulisan dokter
(hehehehe).
saya ingin meralat pernyataan sebelumnya, kamu bukan tamparan
terkeras Tuhan. tapi kamu adalah kombo hadouken-kamehameha, diberikan
dalam bentuk hook muhammad ali dimasa jayanya. kamu adalah 360 joule
unsynchronized jitu yang sanggup membuat rosc pada pasien mati suri.
kamu adalah bencana kelaparan yang kita berdua tidak akan sanggup
memenuhi dahaga atas satu sama lain, kecuali kita menyerah sepenuhnya ke
pelukanNya.
ya, kamu sesederhana aamiin di akhir alfatihah. apalagi yang aku cari?