Selasa, 27 Agustus 2013

Mencintaimu, bukan karena kamu yang terbaik tapi, karena kamu bersedia menggenapiku..

 
Saat kamu datang ke dalam hidup saya, saya pernah berfikir; Tuhan, mungkin saja dia orangnya. Pria yang selama ini berdiam di dalam doa-doa saya. Pria yang akan medekap saya dengan penuh kesabaran. Pria yang akan tetap berdiri tegak dalam kelemahan-kelemahan saya. Pria yang tak pandai menuntut apa yang tak ku miliki. Pria yang akan mencintai saya bukan karena mencari yang terbaik, tapi  yang bersedia menggenapinya.
Saat kamu datang di hidup saya, saya pernah berkata bahwa; Tuhan, saya ingin Engkau menjaganya agar tak melangkah lebih jauh dari pada langkahku. Karena terkadang  saya terlalu lelah untuk berjalan. Sedang dia begitu suka pergi melangkah ke sana, dan semakin jauh ke sana.
Saat  kamu datang ke dalam hidup saya, saya pernah bertanya bahwa; Tuhan, apabila kubuka bekas luka luka yang dipunya hidup saya dulu, apa dia akan berlari?
Tuhan, saya akan bilang padanya; bahwa bekas bekas itu adalah sebagai pengingat, bahwa saya masih manusia tak sempurna. Bahwa hal hal tidak sederhana yang pernah saya alami, tidak akan membuatku menjadi mampu melukainya. Karena saya telah banyak terluka, saya tidak akan mampu melukai  seseorang lain, seperti seseorang lain yang pernah melukai saya dulu. Karena saya telah banyak di khianati, saya tak akan bersedia mengkhianati seseorang lain,seperti seseorang lain yang pernah mengkhianati dulu.
Bukan saya tak pernah marah dan mengumpat. Tapi saya punya ruang lapang disini untuk melakukan hal hal lain yang lebih berarti. Dari sekedar membandingkan siapa yang lebih pantas mencintai saya,atau siapa yang lebih pantas menerima pelukan seorang kamu..
 Mencintamu, karena saya pikir kamu bukan pria yang pandai merasa hebat,spt pria pria lain yang  begitu merasa hebat karena terlahir menjadi pria. Kuat dan tak mudah menangis bukanlah pengertian pria hebat di dalam kepalaku. Pria hebat adl pria yang berani jujur dengan perasaannya, walaupun itu dia harus berani tampak lemah di hadapan perempuannya. Kau tau,jujur pada perasaan sendiri bukanlah hal yang sederhana yang bisa dilakukan begitu saja. Bagi saya, Pria hebat pun adl yang tak pandai mengadu keluh kesahnya pada keluarganya. Karena kelak, ia akan jadi penerima keluh kesah terbaik bagi keluarganya sendiri.
Pria hebat adl’ mereka yang memandang bahwa seberapa pun kuat perempuan yang ada di sisinya, ia adl tetap sosok makhluk yang perlu dia lindungi.
Saya bukan perempuan kuat, saya adl perempuan sok kuat yang terkadang perlu ditarik keluar dari lubang persembunyiannya dengan tangan seorang pria yang tak pandai mengitimidasi kelemahan perempuan.
Dan saya bisa memastikan untuk selalu ada bagimu dalam setia..
Mencintaimu, bukan karena kamu yang terbaik tapi, karena kamu bersedia menggenapiku..
Dan saya tak akan pernah menjadi yang bukan diri saya,bila hnya utk dapat dcntaimu. Saya tak perlu cinta yg demikian..

Mengapa ta’ Kau lipat saja jaraknya?

          
Tuhan memperkenalkan saya dengan seorang Irfan yang mungkin Tuhan rasa mampu mengajariku tentang makna dari cinta. Kali ini saya sudah cukup lelah dan lemah untuk berontak, ataupun berdebat denganMu Tuhan.. Sungguh lelah mendera acap kali  mencoba untuk menolak rencana-rencanaMu. Sekuatnya berontak, toh percuma.. dan saya selalu kalah dan Kau tersenyum Jumawa. Jadi akhir kalinya ini, saya coba mengikuti alur cerita yang Kau suguhkan untuk ku. Ta’ banyak pembelotan yang saya lakukan, tentu Kau bahagia sekarang Tuhanku..
            Ternyata mengikuti skenario dariMu cukup membuat langkah ku menjadi sedikit lebih ringan. Jalani saja, Ta’ mungkin juga Kau ta’ memberi titik di akhir cerita ini nantinya. Dan tidak mungkin Kau membawa saya sejauh ini kalau ta’ ada akhir yang membahagiakan.. Ta’ mungkin hanya berujung dengan koma kan Tuhan? Indah ataupun susah, kita lihat saja nanti. Cerita ini kali pertama yang saya rasa, berkutat dengan “jarak”..
            Tuhan saya sama seperti anak perempuanMu yang lain. Yang terkadang meneteskan bulir air mata ketika rindu sudah ta’ sanggup lagi terbendung. Saya penikmat kesendirian memang, tapi bukan berarti saya ta’ butuh genggaman tangan yang erat  ketika berjalan, pelukan menguatkan ketika ku rasa rapuh.. Dan saya membutuhkan sosok nyata yang nantinya bisa ku usap peluhnya seusai bekerja  J
            Dia yang sekarang kau kirim untuk menjadi seorang partner ku, sahabat ku untuk berbagi tawa, My worst enemy ketika berbeda pendapat, sejawat terhebat ku ketika berdiskusi, dan jagoan terhebat ketika ku lemah; adalah sosok yang cukup tepat. Memaklumi kesalahan saya di masa lalu. Sosok yang mampu menggenapi kekurangan saya walaupun saya sendiri acap kali ta’ yakin untuk dia bisa menggenapinya. Setidaknya dia cukup manis  :*
            Tuhan kali ini Kau memilihkan dia sosok yang tepat, saya ta’ lagi perlu menyembunyikan genggeman tangan di balik punggung karna dia sudah selalu ada. Dan saya ta’ lagi harus menahan emosi memaklumi posisi..
            Tinggal satu saja yang masih belum Kau rubah dari cerita ini Tuhan.. “Jarak”. Maaf kalau saya masih saja mengeluh. Mungkin saya adalah anakMu yang paling banyak maunya..,Saya Cuma ta’ ingin persediaan sabar dan bendungan rinduku meluap lalu habis begitu saja karena jarak yang terbentang. Dan tentu saja Kau ta’ mau kan kalau saya nantinya harus menangis merutut nasibku dan lagi-lagi marah dengan ribuan sumpah serapah. Saya takut menumpuk banyak lagi dosa dengan keluhan ku padaMu.
            Jadi Tuhan, Mengapa ta’ Kau lipat saja jarak  135 cm ini, agar sempurna ku rasa bahagia :O)
 

Kamis, 22 Agustus 2013

Sahabat terbaikku berbagi tawa, My worst enemy ketika berbeda pendapat, Sejawat terhebatku ketika berdiskusi, Jagoan terkuatku ketika ku lemah

Kamu adalah tipe pria yang akan langsung memelukku ketika kita akhirnya dipertemukan. Tidak memeluk dengan kedua lenganmu yang begitu saya rindukan, yang saya rindukan pelukan dengan kedua bola matamu yang hangat. Kamu ada untuk mengisi celah celah kosong di dalam puzzleku. Bukan untuk menerimaku apa adanya, kamu ada untuk melengkapi segala yang ada padaku. Di matamu saya tak pernah terlihat hanya apa adanya. Kamu mencintaiku, karena saya memiliki apa yang juga akan melengkapimu.


            *Menghela nafas panjang*

Kamu tidak perlu mengagumkan untuk bisa ku sayangi. Cukuplah bersabar menemani saat saya marah dan tetaplah tinggal seberapa pun membosankannya saya nanti. Kamu dengar itu? Kamu harus tetap tinggl saat saya berteriak pergi. Kamu harus terus memelukku walau saya meronta untuk dilepaskan. Kamu pun harus terus menyapaku, walau saya kerap mendiamkanmu. Karena mungkin saya akan banyak diam saat saya marah dan kecewa, karena saya terlalu lemah untuk meneriakkan kata kata menyakitkan pada orang yang sangat saya sayangi..

Kamu tau kan, saya agak keras kepala dan kadang tidak mau disalahkan, karena saya begitu lelah disalahkan. Dan saya yakin, kamu akan menjadi pria yang paling mengerti bagaimana saya nanti J

writing is like breathing an extra lung. And as it’s seen with the ekstra eyes inside my heart

Setiap kali menulis biasanya saya tidak memikirkan apapun di detik itu. Maksud saya, tidak memikirkan soal hal hal yang sedang terjadi saat itu. Biasanya saya justru terngiang hal hal yang telah atau saya bayangkan kelak akan terjadi. Mungkin itu adalah salah satu dari sejuta alasan yang bisa saya sebutkan bila seseorang bertanya pada saya; Hey ketty, kenapa kamu suka menulis?
Karena menulis memberi saya banyak kesempatan untuk mengingat atau memimpikan banyak hal dengan cara yang lebih baik. “            For  me, writing is like breathing an extra lung. And as it’s seen with the ekstra eyes inside my heart”
Agak drama terbaca tapi kenyataannya ya memang begitu. Saya melewati banyak masa masa berat, sangat berat sampai rasanya saya sering merasa sesak di dada. Tapi menulis, memberi saya kesempatan untuk bernafas dengan ruang yang lain. Ruang lapang yang di penuhi pepohonan rindang, juga bunga bunga menjuntai dari akar akarnya yang menggelantung. Saya menemukan ruang baru, ruang pribadi saya. Yang mampu menyimpan perasaan perasaan saya dalam jajaran huruf hurufnya.
Menulis pun, membuat saya seperti memiliki mata di dalam hati saya; Menulis mengajarkan saya untuk dapat melihat apa yang tidak saya lihat ketika saya melihat sesuatu hanya dengan mata kepala . Karena saat saya menulis, saya kembali memikirkan hal hal yang akan saya tulis. Dan biasanya ada banyak hal yang sebelumnya luput saya ketahui,bahkan menjadi mampu saya pahami. Melihat segala hal dari sisi yang kerap diabaikan oleh penglihatan semata.
Dan kalaupun tulisan saya terbaca baik dan banyak dari kalian yang menyukainya, bahkan tergugah karenya. Itu hanyalah bonus spesial dari Tuhan. Apalah saya tanpa Tuhan? J
Acap kali saya merasa sebagai tempat curahan hati dan keluh kesah teman, sahabat, rekan kantor.Dan apa mereka juga memikirkan bahwa saya juga mempunyai banyak hal yang kadang saya sendiri masih belum mampu untuk mendeskripsikan ke siapapun kecuali dengan Tuhan. Kita bukan robot yang gak punya perasaan kan? Kita juga buka manusia super yang tahan banting di setiap keadaan, yang punya nyawa 7, yang gak jadi mati tiap udah nyaris mati,bukan seperti itu..
See that?
            Mau tinggal di kota,mau tinggal di ujung desa macam saya. Mau kaya mau miskin. Mau pandai,mau bodoh. Semua orang selalu punya peperangannya sendiri sendiri.  Di buku the fault in our stars, John Green bahkan menggambarkan kalau penderita kangker adalah seseorang yang sedang memerangi dirinya sendiri. Karena kangker adalah bagian dari dirinya.Karena sel kangker itu hidup di dalam dirinya, bahkan kita yang tidak punya penyakitnya pun sebenarnya punya bakal sel tersebut di dalam tubuh kita. Dan kangker ingin hidup. Maka, kematian bukanlah berarti kalahan dalam peperangan ini. Karena siapapun yang menang, mereka adalah satu dari setiap bagiannya yang lain.
“Sometimes it’s too bad, but it’s life”
            Terkadang, hidup tidak memberimu pilihan perang seperti apa yang akan kamu hadapi. Tapi, menghadapinya bukanlah suatu pilihan. Kita sudah seharusnya melakukannya, agar ada yang akan terlewati, agar ada yang selesai, agar ada yang kita temukan, agar kita bisa sampai pada lembar terakhir..Agar kita bisa menutup buku.
            Baik atau buruk hasil akhir ceritanya bukanlah pointnya. Tapi keberanian menghadapi setiap lembarannya akan selalu jadi bagian baik dalam cerita kehidupan yang sanggup kita tulis.
Jadi, jangan pandai mengeluh.. Karena mereka tidak akan membawamu ke mana mana, selain kepada keterpurukan yang berkepanjangan dan kemrosotan imanJ

You Are the Apple of My Eye

“Dalam hidup ini, selalu ada hal hal yang walau pun sudah setengah mati      kamu usahakan, tapi tetap tidak berhasil” >> You Are the Apple of My Eye
            Saya ini tipikal manusia yang sulit marah, sulit untuk membenci. Tapi bila di suatu ketika yang tidak tepat seseorang mengganggu atau menyinggung harga diri dan perasaan saya, saya bisa bersikap sangat buruk terhadap mereka. Malangnya, manusia yang jarang marah seperti saya, biasanya akan begitu mudah di anggap kejam hanya dengan satu kalimat buruk yang di ucapkan. Dan akan dianggap sangat sombong, ketika mengabaikan sedikit saja. Well, itu sudah jadi resiko dan saya sudah terbiasa menelan yang demikian. Biasanya mereka yang menganggap saya demikian adalah mereka yang selama ini semena mena memperlakukan saya, atau mereka yang hobi egois dan mengesampingkan perasaan saya. Saya rasa, setiap selesai mandi mereka kerap lupa bercermin dan menilai diri mereka sendiri seperti apa..
            Siapapun termasuk saya sendiri tentu saja akan bisa dengan mudah mengingat kebaikan diri dari pada kebaikan yang orang lain pernah berikan. SELALU SEPERTI  ITU.
            Saya hanya terkadang tidak bisa memahami mereka yang menganggap saya adalah sosok yang sama sekali tidak bisa marah, mengumpat atau membenci.  Seolah olah saya adalah malaikat yang tak punya nafsu dan tidak bisa tidak sependapat dengan orang lain. Tentu saja saya pun kerap marah dan bergunjing, walau kebanyakan saya gunjingkan dengan selimut saya sebelum saya tidur..
            Saya bukanlah perempuan baik, saya ini hanya perempuan yang selalu mencoba berusaha keras untuk mengisi hidup saya dengan kebaikan kebaikan, itu saja. Jadi jangan berespektasi kepada saya terlalu tinggi.
            Terkadang seperti halnya laki laki. Perempuan macam saya pun ingin bertingkah kekanak kanakan. Ingin hanya didengarkan saja. Ingin selalu di jawab iya atas segala keinginan. Tak ingin melakukan apapun selain menyalahkan orang lain. Ingin di beri ruang untuk menjadi labil dan cengeng. Ingin menangis sebanyak banyaknya dan setelahnya dirayu dan diberi hadiah. Saya pun ingin diberi kesempatan melakukan hal hal yang demikian..
            Karenanya, saya tidak bisa hidup bersama pria yang setiap waktu hanya ingin bersandar dan didengar. Saya tidak akan menikah dengan pria yang tahu pasti dirinya tidak dewasa, tapi tetap ingin hanya bersandar pada perempuannya dan tidak berkeinginan melakukan yang sebaliknya, seumur hidupnya? Oh,dear God..
            Saya, saya tidak hanya butuh dicintai. Saya pun,perlu didengarkan. Karena “Sepasang” itu berarti “Saling”. Saling mendengarkan, saling menghargai, saling menyayangi, dan saling memiliki. Jangan hapus kata “SALING” dalam sayang, dalam cinta yang sepasang. Kecuali kamu,adalah tipe manusia yang jatuh cinta hanya pada diri dan egomu sendiri. Maka, berpasanglah kamu dengan pohon atau rerumputan.
            Oh ya, kemarin saya baru saja menonton film China yang bejudul “ You Are The Apple of My Eye”. Film ini memang agak agak brengsek sih,ahahahh.. karena ada beberapa adegan cabul khas anak mudanya. Tapi one thing for sure, film ini akan mengajarkan kamu beberapa hal. Salah satunya adalah bagaimana pun juga, seorang perempuan akan selalu menjadi pihak yang lebih dewasa dari pria di usianya. Dan seorang pria tidak akan pernah siap menerima kedewasaan perempuannya. Film ini akan memberikan pelajaran kepada pria mana pun,tanpa terlihat menggurui. Jadi pria pria, tontonlah dulu film ini sebelum mengintimidasi saya atas pernyataan saya tersebut..
            Film inipun memberi pelajaran tentang bahwa, masa depan dan bagaimana hidup ke depannya, selalu punya hal hal tak terduga dan penuh alasan. Bahkan hal kecil yang terjadi di hari ini, selalu punya benang merah yang mengikat ke harimu yang lain di suatu ketika kelak. Bahwa dalam hidup ini, akan selalu ada hal hal yang walau pun sudah setengah mati kamu usahakan, tapi ternyata tidak berhasil terwujud.