Dulu dari beberapa
orang yang telah memaksakan diri untuk memahami saya, banyak yang bertumbangan
menghilang lalu pergi. Berpikir kalau saya itu begini dan begitu. Berpikir
kalau saya punya pandangan buruk tentang mereka, menulis hal hal buruk tentang
mereka. Padahal..hal yang paling saya benci di dunia ini adalah membela diri di
hadapan orang yang bahkan mampu menilai buruk orang lain tanpa bersedia untuk
sekedar bertanya; apakah kamu baik baik saja?
Kita mencoba
menjadi orang baik saja tidak cukup untuk membahagiakan orang lain, saya tidak
lagi mengerti harus bersikap seperti apa. Saya tidak ingin hal hal yang
mengganggu emosi saya, menjadikan saya seseorang yang saya benci sendiri.
Banyak orang yang akhirnya menjadi seseorang yang mereka tidak suka, tanpa
mereka sadari, dan saya tidak ingin jadi salah satu di antaranya. Di saat saya
melangkah pergi dari hidup seseorang, itu hanyalah upaya saya untuk
menyelamatkan diri saya sendiri. Come on, kita harus mengakui, bahwa tidak
banyak orang yang perduli pada perasaan orang lain, ketika semua orang berpikir
untuk jadi yang paling benar di atas banyak hal hal yang sebenarnya salah. Dan
berusaha untuk tetap berpikiran waras saat di hadapkan dengan hal yang
demikian, bukanlah hal yang sederhana.
"Segala hal
akan tampak salah, dimata seseorang yang terlalu senang berpikiran buruk".
Pesan seorang ibu kepada anak lelakinya :
Temukanlah perempuan yang mampu menertawakan kemalangannya sendiri. Karena kamu tidak perlu perempuan yang bahkan tidak bersedia melihat hal baik di dalam sebuah ‘kemalangan’.
Kamu pun tidak
pula diwajibkan untuk meniru ibu tersebut. Percayalah, terkadang mencari
pasangan yang ingat untuk berbagi saat bahagia saja sulitnya minta ampun.Dan setiap
orang punya banyak rencana besar untuk menemukan seseorang yang terbaik yang
bisa dia mampu dapatkan, mengakhiri hubungan yang ini, dengan anggapan akan
bertemu dengan yang lebih baik lagi nantinya, berdo’a siang dan malam agar
Tuhan mempertemukan dengan sosok yang mereka pikir adalah yang terbaik.
Tapi hanya
berapa orang yang berani untuk berjalan lebih kedepan, meraih tangan seseorang,
menggenggamnya dan berkata;
" Aku sudah berusaha menjadi yang terbaik untukmu.
Sepanjang hidupku, aku sudah berusaha menjadi yang Tuhan inginkan, untuk pantas
menjadi yang paling tepat untuk kamu pilih. Aku yakin, kita bisa melewati
segalanya dengan saling memahami dan percaya. Memahami dalam kelemahan, dan
percaya pada Tuhan".
Mencoba
meyakinkan seseorang bahwa kitalah orang yang tepat yang selama ini dia cari,
bukanlah perkara yang sederhana. Jelas melelahkan dan akan terkesan dramatis.
Tapi terlalu fokus mencari, hingga lupa memperbaiki diri sendiri. Itu jauh
lebih dramatis.
Dan saya
adalah pribadi yang bohong, semua orang
boleh bilang demikian. And it
doesn’t bother me anyway. Saya akan terus tersenyum selama Tuhan masih
memberi kesempatan saya untuk hidup. Saya akan selalu mencoba berani mengalah,
untuk sesuatu yang hanya berisi sebuah amarah.
Tapi, ketika
saya sudah sampai di titik dimana saya tidak lagi ingin bicara dengan
seseorang, maka dia pasti telah melampaui garis terjauh yang mampu saya
berikan, untuk dilukai. Dan saya akan sll memaafkan siapa pun kalian itu..
Ketika saya tidak menciptakan udara, apa hak saya untuk merasa pantas membenci
seseorang selamanya. Hanya sekedar menarik diri, bukan berarti menbenci. Hanya
saya lebih ke hati hatian saya dalam berinteraksi dengan mereka.
Buat siapa pun
itu terutama suami saya..Kalau kamu merasa saya tidak cukup mengerti dirimu,
maka tunjukkanlah saya caranya. Kita bersama bukan untuk saling menerka dan
lalu terluka. Inilah saya, tidak setiap orang dilahirkan dengan kekuatan untuk
selalu mengatakan padamu, apa yang sebenarnya ia rasakan. Itulah saatnya kamu
mengatakan apa yang kamu inginkan. Sekarang semua tergantung seberapa penting
kehadiran seseorang itu di dalam hidupmu.
Kalau saja
kamu tau, bahwa aku tidak pernah mengharapkanmu untuk mampu mengerti aku.
Terkadang aku hanya perlu kau peluk dalam diam. Diammu bukan berarti kau tak
perduli, tapi kau tengah mencoba meredam inginmu sendiri untuk dimengerti,
bahwa kau berani memberiku ruang untuk menangis saja, tanpa mendengar kalimat; seharusnya
kamu begini,kamu begitu. Atau mendengar janji; aku tidak akan kemana mana.
Kau tau, manusia terkadang bicara tanpa mau mampu menanggung konsekuensinya, dan aku
tidak perlu pria yang demikian untuk ada disisiku.
Bukan berarti
saya tidak pernah berbohong dalam hidup saya sendiri. Saya adalah perempuan
yang banyak bicara, tapi saya sangat sedikit mengungkapkan siapa diri saya
sendiri yang sebenarnya. Banyak cerita di masa lalu, yang membuat saya seolah
memiliki banyak rahasia dengan diri saya sendiri. Mungkin kamu masih ingat,
tiap kali saya mendengarmu bicara, kalau kau menyayangiku, saya tidak begitu
langsung percaya sepenuhnya kalau kamu memang benar menyayangi. Bukan berarti
saya tidak bahagia, tapi terkadang kebahagiaan yang teramat dan menyergap hatiku dengan tiba tiba, seketika membuatku
begitu takut jatuh, serasa sedang berdiri di tepian jurang. cinta adalah
sesuatu yang perlu keberanian untuk menerimanya, bukan hanya sesuatu yang perlu
keberanian untuk menyatakannya.
Dan Irfan...
eemm dia adalah sosok pria ke 2 yang baik di mata saya setelah ayah saya.. Dia
bahkan mampu membuat saya berpikir bahwa saya tak cukup spesial untuk dia
banggakan. Disetiap sela jemarinya, ketika dia menggenggam tangan saya agar
tetap ada di tepian yang aman. Saya tahu, dia selalu mencoba membuat saya
menjauh dari kekhawatiran. Bahwa ada seseorang yang akan menjadi kedua mata
lain di balik pundak saya, yang tidak akan membiarkan sesuatu melukai saya dari
arah yang tak bisa saya jangkau.
Untuk
beberapa perempuan, mungkin mereka ingin pergi ke ujung dunia. Tapi bagi saya,
di mana pun saya berada, saya bisa melihat bintang bintang yang sama indah dan
saya bisa selalu merasakan angin yang sama sejuk selama itu saya nikmati
bersamamu. Bukan berarti saya tak ingin pergi ke sana dan ke sini. Tapi saya
sudah menemukan banyak hal yang membuat saya tidak lagi berpikir itu adalah hal
yang sangat ingin saya lakukan. Saya lebih ingin memiliki sebuah rumah kecil
dengan halaman yang luas, dan membesarkan anak saya menjadi seseorang yang
tidak takut untuk berdiri di mana pun Tuhan kelak memberinya hidup. Karena dia
menerima cukup kasih sayang dari ayah ibunya.