Kamis, 18 September 2014

To My Kids, With Love :')

Kids,

Sedang apa kamu Nak? Bunda sedang ingin menulis untuk kalian. Ini tentang kalian, permata hati Bunda dan kebanggaan Abi.

Kids,
Apakah kalian tau, bahwa tanda tanda adanya kalian di rahim Bunda setelah Bunda dan Abi menikah, sungguh sangat mebahagiakan buat kami Nak.. Pegel, nyeri, mual, ngidam yang tak berkesudahan  yang Bunda rasakan setiap harinya sungguh suatu anugerah buat Bunda.. Bertepatan dengan itu, Bunda sakit gigi,dan tanpa sadar Bunda menelan kapsul..dan Akhirnya... Maafkan Bunda Nak.. :’(

Kids,
Bunda sangat memikirkan kalian bahkan sebelum Bunda menikah dengan Abi. Dulu cita-cita Bunda ingin jika nanti akan hamil, Bunda dan Abi sudah tinggal di rumah sendiri, memiliki kendaraan roda empat sendiri, dan memiliki sejumlah nominal di tabungan buat biaya pendidikan kalian. Dan Bunda ingin semuanya siap ketika kalian lahir ke dunia, Bunda ga ingin kalian kekurangan. Tapi bahkan ketika Bunda memiliki itu semua,kalian belum juga hadir lagi. Maafkan Bunda sayang,, Bunda belum bisa menjadi ibu yang baik bagi kalian. Bunda ceroboh menyia-nyiakan kalian dalam ketidaktahuan dan ketidaksengajaan Bunda. Maafkan Bunda Nak..., kids :’(

Kids,
Mungkin banyak yang ga tahu bahwa Bunda sungguh merindukan kalian, mungkin terlebih Abi kalian. Buinda sedih sekali ketika harus kehilangan kalian waktu itu.. dan bulan bulan setelahnya tes kehamilan Bunda menunjukkan negatif, walaupun Bunda tau hasilnya  akan negatif (kalian jangan mempertanyakan ini ya..) hati Bunda selalu retak ketika melihat garisnya hanya ada satu.

Kids,
Hanya sedikit tulisan ini yang bisa Bunda ceritakan. Nanti ketika kita bertemu, insyaallah akan Bunda ceritakan semuanya, tentang kehidupan, tentang cinta, tentang Bunda dan Abi. Bunda berharap dimana pun kalian,,, bersabarlah, Bunda dan Abi akan selalu berusaha  :’)

With Love,
Bunda dan Abi..

Jumat, 12 September 2014

Yaa kira-kira begitu...

Let’s say, i’m a newbie wife.
Tiga bulan lebih nikah, banyak sekali hal-hal yang gak terduga bakal aku alami. Di umur yang 24, kayaknya aku udah ngerasain yang orang usia 30an alamin. Gak tau juga sih, perasaan aku doang atau gimana.

Okay,
Jadi beberapa hari lalu aku nanya pada diri sendiri,  jadi tiga bulan selama pernikahan aku ini gimana?

Satu contoh simpel aja yang bisa aku kasih sebagai jawaban waktu itu adalah… 

“Marriage is… ketika kamu masuk ke toko baju misalnya. dan kamu liat ada blazer atau cardigan lucuuuu banget. yang biasanya tanpa pikir panjang akan kamu beli. tapi gak setelah nikah, karena di saat yang bersamaan kamu akan mikir ‘kayaknya aku bisa beli dispenser baru’ atau ‘kayaknya mendingan buat beli tupperware atau set masak yang belum ke beli deh’.” simple nya sih gitu ya, at least buat aku.

Tiga bulan pernikahan,
sebelum nikah aku udah mempersiapkan diri bahwa pasangan aku itu akan 10x lipat lebih ngeselin dibanding waktu pacaran. And guess what?

ternyata karena aku udah menurunkan lumayan jauh ekspektasi aku, ketika dia gak sebegitu ngeselinnya…aku gak kecewa :)

intinya that’s the power of “turunin dikit ekspektasi, biar gak frustasi.”

dan selain apa yang aku sebutin di atas,
aku mempelajari satu hal. Yang sebenernya ini keadaan di mana aku kayaknya lagi ‘ditampar’ sama keadaan. Keadaan yang akhirnya ngajarin aku tentang gimana perih dan hampanya kehilangan. aku belajar dari raut wajah Teh Pipik, Istri Alm. Uje.

Di mana beberapa saat itu aku lagi kesel-keselnya karena ngerasa suami aku ternyata bisa nyebelin juga selain bikin aku ketawa terus… ;
Suami aku bisa saja mendadak begitu nyebelin,

bisa saja sering kali Dia gak peka,

bisa saja sering kali Dia lebih asik sama gadgetnya,

bisa saja sering kali Dia gak nyimak apa yang kita omongin,

bisa saja sering kali Dia gak nurutin mau aku apa yang sebenernya,

bisa saja Dia ceroboh,

Dia lupa,

Dia gak habisin makanan yang aku masakin buat Dia,

Bisa saja Dia gak inget ulang tahun pernikahan,

Dia telat kasih kabar,

Dia ini itu dan sebagainya.

Tapi ketahuilah, senyebelin-nyebelinnya pasangan kita sekarang. Keadaan mungkin aja jauuuuuh lebih nyebelin dan bikin nyesek lagi kalo seandainnya mereka ga ada...

Mereka pergi jauh banget, yang kita tau cuma nunggu.

Mereka keluar rumah, tapi kita ngga tau apa mereka akan kembali pulang atau ngga,

Mereka keluar rumah, ketika pamit kita ngga tau apa aja yang bisa terjadi sama mereka di luar sana.

Apa kita bisa cium tangan atau keningnya lagi atau nggak. Kita nggak pernah tau.

Bahkan beberapa detik ke depanpun kita ngga pernah tau.

So what I’m trying to say here, is…
appriciate what you have now.
Cause you never know what you’ve got ’till is gone.

Let’s hug our beloved ones now :)


( PS : i just did it before he left our house :p )

Selasa, 09 September 2014

R.O.M.A.N.T.I.S itu......

Romantis Itu... saat selesai ucap akad dan bersama berdua, suami berkata "bolehkah aku memelukmu?"

Romantis Itu.... selesai akad sang suami menyentuh tangan istri,
lalu keduanya salah tingkah tanpa alasan pasti.

Romantis Itu.... saat candaan jadi pahala dan sentuhan hapuskan
dosa, saat semua diawali akad nikah.

Romantis Itu..... di kamar
pengantin menangis berdua, tak percaya Allah beri karunia yang
begitu dekatnya begitu indahnya.

Romantis Itu.... mengakhiri masa sendiri dengan taat,mengawalinya berdua dengan yang taat.

Romantis Itu..... bukan mengawali derita dengan pacaran, tapi mengakhiri penantian dengan
pernikahan.

Romantis Itu..... mencurahkan yang terpendam dengan kata,
dan mendengarkan istrimu berucap yang sama.

Romantis Itu..... menjadikan dirimu sepantas pasangan yang
engkau inginkan dan idamkan.

Semoga yg belum menikah segera dipertemukan ALLAH dg jodoh terbaik yg shaleh/shalehah..
Dan yang sudah menikah menjadi keluarga yg sakinah,mawadah warahmah..

Aamiin ya Robbal Alamiin.. Salam