Rabu, 22 April 2015

Jika Aku Punya Seorang Anak Laki - Laki..


Nak.. Maafkan Bunda dan Ayah atas semua keterbatasan yang akan kamu miliki. Mungkin, kamu akan tumbuh tidak seperti anak kebanyakan, Kamu akan lahir dari rahim ibu yang masih sibuk untuk bekerja dan Ayah yang masih sibuk bergulat dengan mesin produksi. Sabar-sabarlah ya, Nak.. Tempat tidurmu yang nantinya akan masih satu tempat dengan Bunda dan Ayah, rumah kita yang masih belum lengkap isinya, baju-bajumu sebagian besar adalah kemurahan hati Budhe Budhe dan Tante tante , Uyut dan Mbah Kakung Mbah Putri yang juga menyanyangi kamu.


Tapi kami berani berjanji,
di balik setiap keterbatasan yang kami miliki, kami akan memberikan yang terbaik untuk kamu, Nak. Akan kami sediakan waktu di tengah semuanya, karena kamu tetaplah prioritas. Kamu adalah poros dunia Bunda dan Ayah, sebuah alasan bagi Bunda nanti untuk segera kembali pulang untuk bertemu kamu. Sebuah alasan Ayah nantinya menyelesaikan kerjaan produksinya lebih cepat setiap harinya hanya untuk sempat menggendongmu sebelum kamu tertidur. Kami siap berjuang jauh lebih keras karena kami memiliki kamu...

 
Masih ingat rasanya ketika mata basah di atas tempat bersujud, kami memohon agar kamu dihadirkan.. Tak mungkin, Bunda tak sayang kamu, Nak…


Kamu bukan hanya seorang anak, tapi kamu adalah doa yang dikabulkan. Kamu adalah jawaban dari penantian, kamu adalah alasan iman kami lebih tebal karena Tuhan kami yang Maha Ada.
Nak, jika nanti suatu hari kamu bersedih, ingatlah selalu Bunda dan Ayah yang berpelukan ketika kamu masih sangat kecil dalam rahim Bunda. Kehadiranmu kami harapkan, kehadiranmu kami rayakan, Nak.. Jadi jangan bersedih..

Dan jika suatu hari nanti usahamu gagal dan kamu menyerah, ingat selalu Bunda dan Ayah ya, Nak, yang tak pernah menyerah meminta keajaiban. Iya, keajaiban itu adalah kamu.. Kamu adalah hal terajaib yang terjadi di hidup Bunda dan Ayah, tanpa melebih-lebihkan. Suatu hari, saat kamu siap, kamu akan tau bagaimana kami pernah berjuang untuk menghadirkanmu.

Sedikit sekali orang yang berani mengakui kesalahan.. Bunda ingin kamu kelak menjadi seorang Laki laki yang berani untuk bertanggung jawab mengenai apa yang telah dilakukannya. Seorang Laki laki yang bisa menikmati hidupnya, merayakan setiap waktu kosongnya tapi berhasil menyeimbangkan segalanya, yang di kala malam, tertawa-tawa puas di tengah sahabat-sahabatnya, Tapi paginya, tak pernah absen menjalankan kewajibannya. orang yang paling tau kapan waktu yang tepat untuk membuka sebotol lagi dan kapan harus berhenti, jadilah orang yang mengerti betul bahwa kewarasan harus tetap dijaga, hidup harus serba seimbang. Bunda hanya ingin Kakak menjadi pribadi yang tidak fokus mengejar apa yang Kakak mau, tapi juga cukup bersenang-senang. Jadilah anak yang tau kapan harus bersenang-senang tapi tetap bertanggung jawab. Jadilah anak yang menyenangkan, bersosialisasi dan banyak teman.


Bunda akan terus selalu mengajarkanmu untuk menjadi pribadi yang dapat dipercaya, mampu memegang rahasia terdalam seseorang tanpa pernah sedikitpun membeberkannya ke orang.  Janganlah pernah sekalipun menjatuhkan orang lain dan membicarakan rumor yang kepastiannya dipertanyakan. Jagalah hubunganmu dengan Ayah  ya, Marahlah ketika Ayah jarang pulang, tapi cukup besar hatilah untuk menerima kondisi. Karena apa yang Ayah lakukan juga agar kamu bisa memiliki panutan dari orang terdekatnya. Tumbuhlah besar dengan meniru sekitarmu, bukan hanya dari keluarga tapi dari semua orang yang ada. Ambillah sifat baik, tanamkan dalam dirimu Nak..

Berbahagialah selalu ya, Anakku. Hormati semua orang tanpa terkecuali

Maafkan Bunda dan Ayah yang akan masih terus belajar bagaimana menjadi orang tua yang baik bagimu kelak. yang terkadang nanti kesabaran kami menyinggungmu, yang terkadang nanti diapersmu tak benar, seringkali bajumu tak sesuai. Tapi sabar selalu ya, Nak. Bukan kamu yang belajar dari kami, tapi kami yang mendapat banyak ilmu dari hadirmu. Sabarlah menghadapi kami yang kadang sensitif, sabar pula menghadapi pertanyaan teman-temanmu mengenai kehadiran kami nanti yang mungkin tak sesering orang tua kebanyakan.

Anakku..,
Bunda siap melambatkan laju karir demi kamu, demi melihatmu tumbuh. Tapi biarkan Ayahmu terus berlari ya, Nak. Nangis saja yang kencang di depan mukanya ketika kamu mulai merasa kamu tak diperhatikan, ingatkan Ayah terus menerus bahwa kamu haruslah selalu menjadi yang terutama. Tapi kamu juga harus tau, kami juga ingin kamu berdiri tegak dan bangga menunjuk pada kami ketika temanmu bertanya
"mana bapak ibumu?"


:)