Rabu, 29 Juli 2015

R.E.S.O.L.U.S.I ... D.U.A...L.I.M.A

Jadi kemarin di tanggal 25 Juli 2015, resmi umur saya 25 tahun. Wow! Makin banyak angkanya, makin sedikit usianya . Udah punya apa di umur 25 nanti, bu ketty?

“Ga punya apa apa. Semuanya hanya titipan ..”
Jadi, saya memang lagi sering mikir, di umur 25 ini udah punya apa sih.... hmm.. Alhamdulillah saya udah punya buku nikah, udah punya suami dan sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu. Karier  pekerjaan sebagai karyawan di perusahaan swasta udah hampir 4 tahun, freelance sana sini juga udah hampir mau 4 tahun juga. Rasanya  semakin bertambah umur kan seseorang itu harusnya mah makin better ya, bukan makin bitter.

Tiga tahun yang lalu, kamu hanya seseorang di luar lingkaranku. Tak tau siapa, tak tau di mana. Bahkan Kamu tak lebih hanyalah seorang orang asing, tak saling mengenal, dan tak pernah saling sapa sebelumnya, yaa itulah kita ; kamu dan Saya.
Lalu kamu, juga aku, mulai mengenal cinta. Kamu berjuang mati-matian mempertahankan seorang perempuan yang berparas ayu nan manis berkulit coklat. Akupun demikian, aku menikmati hari-hariku bersama dengan seseorang yang memiliki mata seteduh senja, seorang yang  kerap selalu datang padaku seperti tak kenal alpa. Tetap, kita tetap tidak saling mengenal. Hingga air mata itu turun, hati itu patah. Kita berdua nyaris merasakan patah hati di waktu yang sama. Menyapu sedih di tempat yang berbeda.

2013
di mana kamu dan saya dipertemukan dengan secara singkat oleh sepupuku.  Sejak pertemuan itu, kamu selalu berada di sini. di mana hari-hari kamu mulai memberanikan diri menyapaku secara spontan melalui blackberry messengermu dalam suasana cair. Jika lingkar lenganmu terlalu jauh untuk ku gapai, keberadaanmu lekat dalam hati. Kamu tak pernah pergi sejak hari itu, berjanji untuk selalu menemani. Sejak hari itu, aku menjadi bagian dari hidupmu, seorang yang kamu perkenalkan kepada orangtuamu sebagai yang diberikan kehormatan menyandang nama belakangmu. Perempuan yang dengan tegas akan kamu sebut Ibu dari anak-anakmu.
Semenjak ada kamu, rasanya cinta yang membuatku patah hati sejadi-jadinya menjadi tak bermakna, tak lebih dari sekedar rasa belajar mencinta. Hadirnya kamu cukup membuatku blingsatan kesetanan karena bahagia merasakan indahnya dimiliki. Kamu membuat patah hati yang hancur berkeping menjadi nyaris tersambung seperti sutura ahli bedah plastik. Berbekas, tapi tidak mengganggu.

Kamu, adalah seorang yang membuat keasingan menjadi kehangatan. Orang yang sama sekali asing tapi memberikan kenyamanan seperti sudah mengenal puluhan tahun, seperti mempunyai rumah dalam bentuk raga.

Untuk kamu, saya berani berjanji untuk selalu mendampingi, untuk tidak terlalu jauh dari gapaian jiwamu. Untuk kamu, saya yang keras kepala ini berani menurunkan ego, berani untuk melambatkan laju hidup dan berani melintasi batas kewarasanku sendiri,
Anggaplah ini resolusi, atau... apapunlah. Pokoknya saya mau jadi lebih baik lagi. Supaya bisa jadi contoh yang baik dan membanggakan buat Anak saya dan Ayahnya :)

menjadi ibu di usia muda..

Untuk kamu dan calon anakku,
aku sayang kamu.