Waktu berlalu seperti berlari jarak pendek, cepat tapi tak tergesa.
Mungkin seperti itulah ketika saya mendeskripsikan laju hari yang saya
lalui 7 bulan terakhir ini.
Yap, terhitung kurang lebih
7 bulan sudah saya tidak lagi tidur sendirian, ditemani beruang ukuran
jumbo yang hangat nafasnya dan merdu igauannya bisa saya rasakan di
tengkuk atau belakang telinga saya karena posisi kepalanya satu bantal
yang setiap tidurnya berada di belakang kepala saya..
"Liat
aja nanti abis nikah, Beban pikiranmu bakal numpuk2.." begitu mengenai
omongan miring orang ketika saya memutuskan mengakhiri masa lajang saya.
Tapi siapalah saya bisa membabat habis kalimat tersebut, karena
berapalah umur perkawinan saya dibandingkan ibu dan ayah saya ,mereka
tetap bahagia hingga sekarang ini. Saya bukan ingin membantah pernyataan
tersebut, hanya ingin sedikit berbagi mengenai pernikahan yang kata orang berat.
Disini,
dengan penuh sadar saya bisa berkata dengan lantang pun bangga, hingga
hari ini saya sangat berbahagia dengan keadaan yang ajaib ini.
Banyak
orang berkata miring mengenai kebahagiaan orang, tanpa mereka mampu
berpikir bahwa seandainya mereka ada di posisi orang yang berbahagia
tersebut bisa saja mereka terjun dari Monas saking bahagianya, atau
tertawa tanpa henti seperti pasien sakit jiwa, seperti itulah yang saya
rasakan hari ini.
Tapi dalam diam saya sering sekali
berkontemplasi mengapa saya bisa merasa sehangat ini dan apakah yang
bertambah dalam hidup saya…
ah, ternyata itu "rumah".. :)
Jika
merunut hari demi hari, ada masanya kepala mau copot atau hati ingin
meledak menghadapi masalah di luar. Tapi ternyata proses pendewasaan
memang nyata adanya, masalah berat saya yang dialami mendadak menjadi
ringan ketika saya tau, di rumah saya baik-baik saja. Hingga saat ini,
rumah tempat saya yang paling nyaman, disitu saya merasa bebas, tenang.
Ketika masalah mulai menghujani hari dan air mata mulai jatuh ke pipi,
yang saya inginkan hanya pulang ke rumah, lalu mendadak semua baik-baik
saja..
Pernikahan tidak membuat masalah menjadi ringan apalagi menghilang,
tapi pernikahan menawarkan rumah baru, tempat kita bisa pulang dan
melepaskan jengah hari, kemudian seketika merasa semua baik-baik saja.
Pernikahan
ternyata tidak menyediakan kebahagiaan tanpa batas, tapi pernikahan
memberikan kita ketenangan luar biasa.. Ya ketenganan bernama "rumah"…
Baik itu sebuah bangunan, atau hanya lingkar kedua lengan atau hanya
sebuah sapaan ringan di Blackberry Messenger. Apapun jenis
rumahnya, tapi perasaan pulang itu tetap hangat. Perasaan yang tidak
pernah saya rasakan, sehura-hura hore apapun masa muda saya. Perasaan
nyaman seperti dekap ibu, perasaan aman karena kamu tau…
kamu selalu punya alasan untuk pulang,
karena kepulanganmu selalu ditunggu,
karena selalu ada orang yang merindukan hadirmu,
karena selalu ada orang yang mencintai tawamu….
Harapan
dan Doaku: Ya Allah, Jadikan awalnya rahmat, pertengahannya nikmat dan
penghujung hariMu pun seterusnya ini penuh berkat..
Selamat tahun baru 2015,
terima kasih 2014! tahunmu sungguh luar biasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar