Kamis, 05 Juni 2014

Tunjukkan Bagaimana

Dulu dari beberapa orang yang telah memaksakan diri untuk memahami saya, banyak yang bertumbangan menghilang lalu pergi. Berpikir kalau saya itu begini dan begitu. Berpikir kalau saya punya pandangan buruk tentang mereka, menulis hal hal buruk tentang mereka. Padahal..hal yang paling saya benci di dunia ini adalah membela diri di hadapan orang yang bahkan mampu menilai buruk orang lain tanpa bersedia untuk sekedar bertanya; apakah kamu baik baik saja?

Kita mencoba menjadi orang baik saja tidak cukup untuk membahagiakan orang lain, saya tidak lagi mengerti harus bersikap seperti apa. Saya tidak ingin hal hal yang mengganggu emosi saya, menjadikan saya seseorang yang saya benci sendiri. Banyak orang yang akhirnya menjadi seseorang yang mereka tidak suka, tanpa mereka sadari, dan saya tidak ingin jadi salah satu di antaranya. Di saat saya melangkah pergi dari hidup seseorang, itu hanyalah upaya saya untuk menyelamatkan diri saya sendiri. Come on, kita harus mengakui, bahwa tidak banyak orang yang perduli pada perasaan orang lain, ketika semua orang berpikir untuk jadi yang paling benar di atas banyak hal hal yang sebenarnya salah. Dan berusaha untuk tetap berpikiran waras saat di hadapkan dengan hal yang demikian, bukanlah hal yang sederhana.
          "Segala hal akan tampak salah, dimata seseorang yang terlalu senang berpikiran buruk".

            Pesan seorang ibu kepada anak lelakinya :
            Temukanlah perempuan yang mampu menertawakan kemalangannya sendiri. Karena                     kamu tidak perlu perempuan yang bahkan tidak bersedia melihat hal baik di dalam                         sebuah ‘kemalangan’.

Kamu pun tidak pula diwajibkan untuk meniru ibu tersebut. Percayalah, terkadang mencari pasangan yang ingat untuk berbagi saat bahagia saja sulitnya minta ampun.Dan setiap orang punya banyak rencana besar untuk menemukan seseorang yang terbaik yang bisa dia mampu dapatkan, mengakhiri hubungan yang ini, dengan anggapan akan bertemu dengan yang lebih baik lagi nantinya, berdo’a siang dan malam agar Tuhan mempertemukan dengan sosok yang mereka pikir adalah yang terbaik. 

Tapi hanya berapa orang yang berani untuk berjalan lebih kedepan, meraih tangan seseorang, menggenggamnya dan berkata;

" Aku sudah berusaha menjadi yang terbaik untukmu. Sepanjang hidupku, aku sudah berusaha menjadi yang Tuhan inginkan, untuk pantas menjadi yang paling tepat untuk kamu pilih. Aku yakin, kita bisa melewati segalanya dengan saling memahami dan percaya. Memahami dalam kelemahan, dan percaya pada Tuhan".


Mencoba meyakinkan seseorang bahwa kitalah orang yang tepat yang selama ini dia cari, bukanlah perkara yang sederhana. Jelas melelahkan dan akan terkesan dramatis. Tapi terlalu fokus mencari, hingga lupa memperbaiki diri sendiri. Itu jauh lebih dramatis.

Dan saya adalah pribadi yang bohong, semua orang  boleh bilang demikian. And it doesn’t bother me anyway. Saya akan terus tersenyum selama Tuhan masih memberi kesempatan saya untuk hidup. Saya akan selalu mencoba berani mengalah, untuk sesuatu yang hanya berisi sebuah amarah. 

Tapi, ketika saya sudah sampai di titik dimana saya tidak lagi ingin bicara dengan seseorang, maka dia pasti telah melampaui garis terjauh yang mampu saya berikan, untuk dilukai. Dan saya akan sll memaafkan siapa pun kalian itu.. Ketika saya tidak menciptakan udara, apa hak saya untuk merasa pantas membenci seseorang selamanya. Hanya sekedar menarik diri, bukan berarti menbenci. Hanya saya lebih ke hati hatian saya dalam berinteraksi dengan mereka.

Buat siapa pun itu terutama suami saya..Kalau kamu merasa saya tidak cukup mengerti dirimu, maka tunjukkanlah saya caranya. Kita bersama bukan untuk saling menerka dan lalu terluka. Inilah saya, tidak setiap orang dilahirkan dengan kekuatan untuk selalu mengatakan padamu, apa yang sebenarnya ia rasakan. Itulah saatnya kamu mengatakan apa yang kamu inginkan. Sekarang semua tergantung seberapa penting kehadiran seseorang itu di dalam hidupmu.

Kalau saja kamu tau, bahwa aku tidak pernah mengharapkanmu untuk mampu mengerti aku. Terkadang aku hanya perlu kau peluk dalam diam. Diammu bukan berarti kau tak perduli, tapi kau tengah mencoba meredam inginmu sendiri untuk dimengerti, bahwa kau berani memberiku ruang untuk menangis saja, tanpa mendengar kalimat; seharusnya kamu begini,kamu begitu. Atau mendengar janji; aku tidak akan kemana mana. Kau tau, manusia terkadang bicara tanpa mau mampu menanggung konsekuensinya, dan aku tidak perlu pria yang demikian untuk ada disisiku.

Bukan berarti saya tidak pernah berbohong dalam hidup saya sendiri. Saya adalah perempuan yang banyak bicara, tapi saya sangat sedikit mengungkapkan siapa diri saya sendiri yang sebenarnya. Banyak cerita di masa lalu, yang membuat saya seolah memiliki banyak rahasia dengan diri saya sendiri. Mungkin kamu masih ingat, tiap kali saya mendengarmu bicara, kalau kau menyayangiku, saya tidak begitu langsung percaya sepenuhnya kalau kamu memang benar menyayangi. Bukan berarti saya tidak bahagia, tapi terkadang kebahagiaan yang teramat dan menyergap  hatiku dengan tiba tiba, seketika membuatku begitu takut jatuh, serasa sedang berdiri di tepian jurang. cinta adalah sesuatu yang perlu keberanian untuk menerimanya, bukan hanya sesuatu yang perlu keberanian untuk menyatakannya.

Dan Irfan... eemm dia adalah sosok pria ke 2 yang baik di mata saya setelah ayah saya.. Dia bahkan mampu membuat saya berpikir bahwa saya tak cukup spesial untuk dia banggakan. Disetiap sela jemarinya, ketika dia menggenggam tangan saya agar tetap ada di tepian yang aman. Saya tahu, dia selalu mencoba membuat saya menjauh dari kekhawatiran. Bahwa ada seseorang yang akan menjadi kedua mata lain di balik pundak saya, yang tidak akan membiarkan sesuatu melukai saya dari arah yang tak bisa saya jangkau.

Untuk beberapa perempuan, mungkin mereka ingin pergi ke ujung dunia. Tapi bagi saya, di mana pun saya berada, saya bisa melihat bintang bintang yang sama indah dan saya bisa selalu merasakan angin yang sama sejuk selama itu saya nikmati bersamamu. Bukan berarti saya tak ingin pergi ke sana dan ke sini. Tapi saya sudah menemukan banyak hal yang membuat saya tidak lagi berpikir itu adalah hal yang sangat ingin saya lakukan. Saya lebih ingin memiliki sebuah rumah kecil dengan halaman yang luas, dan membesarkan anak saya menjadi seseorang yang tidak takut untuk berdiri di mana pun Tuhan kelak memberinya hidup. Karena dia menerima cukup kasih sayang dari ayah ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar