Sabtu, 01 Juni 2013

Bukan Pertanyaan Yang Memburu Jawaban

Konyol. Di tengah kebosananku yang hanya duduk sembari mendengarkan jabaran diskusi, aku masih bisa memikirkan kamu.
Ini fatal. Perasaan aneh yang membuat seseorang mempunyai keahlian baru, yaitu memunculkan wajah-wajah yang sebenarnya tak nyata di depan mata.
Bagaimana bisa aku melihat bayanganmu terbentang di layar monitor diskusi, dengan transparansi tujuh puluh sekian persen, terselip di antara formula-formula hasil temuan ilmuwan gila terdahulu? Mengerikan. Semacam lukisan yang muncul secara tiga dimensi di permukaan layar, dan bisa kusaksikan dengan mata tak berbalut apapun. Tak logis.
Ini bisa jadi cikal bakal atau ide dasar munculnya teknologi generasi kelima, yang mana orang-orang tak memerlukan lagi mouse, keyboard, atau monitor sebagai media yang mampu memunculkan dengan jelas lekuk-lekuk wajah pujaannya. Ya, cukup dengan satu rasa yang mereka kenal sebagai cinta, bayangan itu telah ada di hadapanmu. Salah satu keyakinan yang menguatkan eksistensi absurditas hologram.
Sosok hologram serupa kamu yang muncul secara rapat di setiap milisekon yang kumiliki ternyata menyadarkan aku akan beberapa fakta, yaitu aku mencintai kamu bukan hanya dengan logika, rasio, ataupun deret ordinal. Bukan hanya karena kamu memenuhi standar kriteria ideal yang aku tetapkan. Bukan pula sebatas menyentuh-disentuh-tersentuh. Aku mencintai kamu di luar akal, dengan nama kamu berputar-putar di sekitar kepala. Bukankah itu cukup rasional untuk menjelaskan hal-hal irasional yang terjadi?
Apa dengan membaca ini kamu jadi jatuh kepusingan? Baiklah, jangan lagi dipikirkan, sebab ini bukanlah pertanyaan yang memburu jawaban. Cukup rasakan, simpan dan beri aku satu kepastian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar