Ketika kamu berani bermimpi,
seharusnya kamu sudah siap dijatuhkan.
Ketika
kamu berani bermimpi, seharusnya kamu sudah kebal dikecilkan
Ketika kamu berani
bermimpi, seharusnya kamu sudah berjanji pada hatimu untuk berani menerima
ketidak percayaan yang beterbangan bak helai petir di sekelilingmu
Berapa banyak yang
bilang punya impian tapi terlalu lemah menerima kritikan. Berapa banyak yang
bilang punya impian tapi terlalu rapuh menerima kegagalan. Berapa banyak yang
bilang punya mimpi tapi terlalu jumawa dengan dirinya sendiri. Lalu, secuil
komentar negatif soal bagaimana hidupmu berjalan saja, sekejap mematahkan
perisai keberadaanmu sebagai “pemaaf”
Saya akhir akhir ini lebih banyak
melihat dan memperhatikan sekitar. Lebih banyak membaca dan mencoba memahami
hati masing masing siapapun anda. Lebih banyak memilih diam berdo’a agar Tuhan memaafkan
kita; ya saya dan kalian. Kalian yang sudah mengecilkan saya, berprasangka pada
saya bahkan ketika kita belum pernah di
perkenankan Tuhan bertatap mata. Pun yang pernah saya kecilkan dan saya
prasangkai., ketika kita bahkan belum pernah diperkenankan Tuhan untuk saling
memahami.
Tidak perlu berkomentar dan
beragumentasi setinggi gunung untuk menunjukkan bahwa ucapan dan prinsip kalian lebih
tinggi atau paling benar dari milik yang lain. Selama kalian bahkan tak tau di
mana letak ujung langit ini. Selama itu pula jarak pandang kita akan selalu
masih tetap sama di mata Tuhan. Bahkan burung burung kecil yang beterbangan
itu, pandangan mereka jauh lebih tinggi dan luas.
Mimpi saya kecil. Apalah artinya
mimpi saya bila dijatuhkan ke tengah samudra. Mimpi saya kecil. Apalah arti
mimpi saya bila di lemparkan ke tengah angkasa. Apalah arti mimpi saya bila
kamu bandingkan dengan mimpi milikmu..
Dan saya bukan tipe orang yang
sering membandingkan apapun yang saya miliki dengan milik orang lain, bila itu
hanya akan menimbulkan dengki, sirik atau penyakit hati lainnya. Apalah artinya
saya. Saya hanya titik yang lebih besar
sedikit dari hujan yang jatuh di halaman. Saya bahkan tidak bisa hidup tanpa
bantuan oksigen yang kasat mata itu. Saya pun akan tetap mati jika saatnya mati
nanti.
Untuk itu, Saya akan sangat malu
jika saya yang sekecil ini mulai merasa paling benar di antara ciptaan Nya yang
lain,termasuk kalian. Bahkan tanpa saya sadari. Prinsip Apapun yang tengah saya pertahankan,
Cinta apapun yang tengah coba saya pertahankan. Mereka akan hilang. Dan yang
akan saya hadapi pada akhirnya hanya pertanyaan; Jadi amal baik apa saja yang
telah kamu lakukan di sepanjang hidupmu?
Dan semua argumentasi yang telah anda perselisihkan dengan kesombongan dan percik benci kepada saya itu hanya akan menjadi
debu. Kalian tidak perlu menilai mimpi saya besar. Kalian tidak perlu memuji saya
baik, untuk membuat saya menjadi pribadi yang baik. Keduanya hanya akan
menjatuhkan diri saya sendiri, ketika saya tidak punya iman dan rasa malu yang
cukup untuk menerimanya. Percayalah..
Tidak ada yang paling benar kecuali
kebenaran yang datang dari penciptaMu. Seberapun kalian merasa telah menjadi yang
paling baik dan benar. Tanpa kalian sadari, musuh terbesar kalian justru ada di dalam
diri kalian masing masing. Di hati yang menyimpan keburukan, di sana kebencian selalu
hidup mewah. Dan melihat apa yang buruk dari diri orang lain adalah pekerjaan
mudah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar