Minggu, 12 Januari 2014

Segalaku..

Seandainya saja kita tak pernah bertemu, tak saling kenal dan tak memutuskan untuk menjalin hubungan. Jika dulu kamu tak bernyali untuk menyapa dan akhirnya datang ke rumahku untuk  menemuiku, mungkin cincin di jari manisku ini tak berukir namamu By. Dan sampai pada akhirnya kita berjabat tangan untuk yang pertama kali. Lalu duduk  berhadapan saling melempar senyum untuk sekedar menghilangkan kecanggungan. Saling memandang, saling melempar tanya dan saling diam sampai akhirnya saling mengenal.Kita begitu larut dalam pembicaraan yang tak penting, sekadar obrolan ringan untuk membunuh rasa gugup dalam kesenyapan.Setelah kepulanganmu antara yakin dan tidak yakin terselip tanya dalam benakku. Mungkinkah kamu adalah sosok pria yang serius dalam menjalani hubungan.
Kehendak Tuhan Subhannallah.., kita bertemu untuk kedua kalinya kamu datang ke rumahku sendiri dan waktu hampir sama.Di saat itulah seolah-olah kita mulai menemukan sesuatu yang menarik hati masing-masing. Mungkin perasaan suka, atau mungkin perasaan cinta. Tak pernah terfikir olehku bertemu sosok kamu, ditengah rasa kecewa yang (lagi-lagi) datang melanda. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, berawal dari pertemuan iseng yang tak yakin akan berujung dengan pacaran akhirnya malah akan berakhir di pelaminan. Tangan yang dulu kamu gunakan untuk menjabat tanganku sewaktu berkenalan akhirnya akan kamu gunakan untuk menjabat tangan Ayahku pada akad kita nanti. Siapa yang sangka? Aku-pun tidak pernah menyangka. Ini terlalu indah, bagiku ini seperti dongeng. Tapi ini nyata. :)
Apa ini CINTA…? Iya, ini cinta. Aku tau ini cinta, saat aku sendiri yang merasakannya. Aku tau ini cinta, saat aku yakin bahwa kamu adalah satu-satunya sosok yang ku inginkan untuk menghabisakan sisa hidup bersama. I know it’s love, when I’m with you I feels “Home”. I know it’s love, love is meeting you…. :)
Kisah yang berawal dari perantara perkenalan oleh sepupuku, hingga pesan singkat hingga saling mengingatkan untuk makan melalu Blackberry Messenger, atau sekadar memberi ucapan selamat pagi dengan sedikit mesra, ketika terbangun dari tidur. Layaknya cerita romansa dalam sinetron, akhirnya kita resmi pacaran. Dan seiring berjalannya waktu. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari sampai bulan demi bulan yang telah kita lewati. Aku semakin yakin, kamu memang yang terbaik untukku.
Sempat? berfikir tak mau lagi merasakan jatuh cinta dan menjalani suatu hubungan karena seringnya mengalami kekecewaan?
Pernah? benar-benar pasrah pada pahitnya takdir dan semua keputusan (tidak adil) Tuhan?
Pernah? ingin mencuci otak sendiri dari ingatan-ingatan pahitnya masa lalu?
Pernah meragukan bahwa ternyata semesta itu hebat?
Itu masa-masa kelam sebelum Januari 2013. Sampai akhirnya kamu datang. Satu-satunya sosok yang mampu mewarnai lagi hari-hariku seindah masa kecil dulu, dimana belum pernah sedikitpun merasakan apa itu rasa “sakit” karena kekecewaan. Dan satu-satunya sosok pria hebat yang membuatku yakin, bahwa didepan sana, masa depan indah telah menunggu untuk kita raih bersama.
Sejujurnya, sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah jatuh cinta pada kedua bola matamu yang bening, lembut namun tajam. Seperti laut yang tengah berdoa. Terkadang, diam-diam aku menciptakan puisi yang terlahir dari tatapan matamu. Lebih dari itu, aku suka saat kamu menggenggap tanganku, yang seolah-olah menunjukan pada dunia, bahwa aku milikmu. Untuk tidak lupa selalu mencium keningku ketika kepulanganmu..Layaknya sepasang remaja yang baru mengenal cinta, seolah-olah dunia ini hanya milik kita berdua yah.. Siapa yang mengira kita mempunyai hobi yang sama, kebiasaan yang sama, dan cara memandang hidup pun sama. Di temani 1 gelas teh hangat dan sarapan di pagi hari, kita akan selalu membicarakan masa depan. Itulah ungkapan cinta milik kita.
Di dalam masa indah saat bersamamu yang tak pernah bisa akan terlupa. Pandangan matamu selalu membuatku mematung tak berdaya, dengan segenap cinta aku bertanya; “Tuhan, diakah masa depanku? Jika iya, biarkan aku selalu menikmati wajahnya setiap hari, sepanjang waktu sampai aku tutup usia.”


Dan Tuhan menjawab doaku kemudian saya tidak tau lagi harus berkata apa......
Dear calon imam… Aku cinta kamu, segalaku :) 
                                  * 10 Januari 2014 *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar