Senin, 12 Mei 2014

Proses

Pada pria yang akan menikahi saya beberapa hari kedepan ini.


Irfan Panji Yuristama.
Hah.
Dia biasa-biasa saja. Dia jauh dari sempurna. Cenderung menyebalkan, bossy dan dominan.
Dia biasa-biasa saja. Dia tidak hidup bermewah-mewahan, pun dia tidak hidup dalam himpitan kesusahan.Dia bisa begitu menyebalkan,
bisa juga begitu menyenangkan.
Dia bisa begitu pelupa,
bisa juga begitu peduli pada hal-hal kecil yang tak diingat semestinya.
Dia bisa begitu cuek,
bisa juga begitu perhatian tanpa perlu diminta.
Dia bisa begitu membuat kepala saya pecah,
bisa juga membuat saya mencari bahunya untuk menyandarkan kepala melepas keluh kesah.
Dia bisa begitu membuat saya ingin pergi dan meninggalkan,
bisa juga membuat saya mencari untuk memeluknya berlama-lama.
Dia terkadang mendengkur memekakkan telinga,
tapi begitu sepi saya merindukan suaranya.
Dia sahabat paling baik yang paling saya percaya dan saya cari,
juga musuh yang paling sering saya sebali.
Dia segala yang menyebalkan sepuluh kali lipat dari kata menyebalkan itu sendiri,
Dia juga segala yang membahagiakan dan selalu menjadi tempat saya kembali.
Dia begitu nyaman seperti rumah,
seperti bicara dengan orang asing yang begitu ramah,
seperti pasangan dari sesuatu yang sebelumnya hilang.
Dia pasangan jiwa,yang dirancang Tuhan sedemikian rupa untuk menyeimbangkan hidup saya.
Suami, sekaligus nantinya Ayah yang dibanggakan keturunannya, juga imam yang menuntun langkah saya ke surga dengan ridho-nya.
Dia paket lengkap dari Tuhan, untuk menua bersama, tumbuh…dan saling melengkapi selamanya.

Mencari yang lebih tampan dari dirinya, pekerjaan mudah.
Mencari yang lebih bisa menjanjikan limpahan materi, saya tinggal berlaku tak sopan.


Tapi mencari seseorang yang lebih nyaman? itu pekerjaan lain.


Perlahan saya sadar, bahwa konsep "jodoh" itu harus absurd, harus ajaib. Bahwa keyakinan berkata "ya" itu adalah sebuah dorongan kamehame super kuat dari energi yang tak tampak. Sebuah anggukan pasti dari proses yang tidak bisa dijelaskan oleh akal. Keyakinan. Kamu hanya tau kamu yakin tanpa pernah bisa menjelaskan apa yang membuat kamu yakin.


Tapi yang jelas.
"Milikilah sikap sombong, tapi dengan kadar yang tepat, sebuah kadar yang membentukmu memiliki "harga diri""
Berbekal itu, sayapun (walau biasa-biasa saja) juga tetap mengajukan syarat bagi siapapun yang ingin masuk ke keluarga saya (karena terlalu banyak pria mondar mandir di hidup saya, dan yaa saya persilahkan-persilahkan saja mereka duduk di ruang tamu hati saya yang hancur, nikmati seadanya dan silahkan pergi jika sudah tak betah.)

istilahnya koleksi, seleksi, eliminasi ..... dan resepsi

Berbekal dari orang yang mondar-mandir tersebut, kemudian saya mulai menarik garis tegas, apa kesamaan apa perbedaan. Lalu yang terpenting, apa yang membuat saya berhenti pada sosok Irfan.

Ternyata yang saya rindukan (yang selama ini kosong) adalah mini orgasme. Sebuah kebutuhan akan terus menyerap ilmu baru, terus bertukar pikiran mengenai berbagai hal, seseorang yang bisa memuntahkan sudut pandang saya, seseorang yang mampu berkata tidak pada mau saya, seseorang yang bisa mendengarkan pendapat saya saat diskusi.


seseorang yang membuat saya haus ingin cepat bertemu lagi untuk membicarakan hal seru, membicarakan hal yang telah lampau, gagasan baru dan kemungkinan masa depan. Seseorang yang kehadirannya lebih saya butuhkan untuk memenuhi hasrat berbicara, tertawa bersama..

Seksi? Iya dia seseksi itu dimata saya. Dan seksi pada hal yang sulit dijelaskan itu adalah sebenar-benarnya keseksian dibanding seksi tampilan fisik. Karena kembali lagi, apalah gunanya fisik bagus apabila untuk bercengkrama lama hanya mampu meninggalkan mulut yang terbuka dan mata yang mengantuk.


Konsep jodoh ternyata sesederhana dan seabsurd itu. Bahwa keyakinan itu adalah hal yang ghaib yang tak bisa dijelaskan. tapi jelas, setiap manusia berhak menetapkan standar mana orang-orang yang akan terseleksi, tereliminasi untuk menuju resepsi nantinya.

H-5 menjadi Nyonya Irfan


terima kasih atas proses koleksi, seleksi dan eliminasinya Tuhan. Kami sudah siap untuk resepsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar